Sunday 4 December 2016

PEMANCANGAN DAN PILE CAP

      1.      Pekerjaan Pemindahan Pondasi Tiang Pancang Ke Lokasi Pemancangan2.      Pondasi Tiang Pancang Pilar 
      3.      Pekerjaan Pile Cap
      4.      Pekerjaan Galian Abutment 

Pekerjaan Pemindahan Pondasi Tiang Pancang Ke Lokasi Pancang
            Pondasi merupakan bagian struktural yang penting bagi berdirinya suatu bangunan kontruksi. Pondasi dalam kontruksi gedung dengan dengan kontruksi jalan dan jembatan adalah berbeda. Pondasi merupakan bagian struktur yang menampung beban yang dialirkan dari bangunan tersebut. Beban yang dialirkan bukan ke satu titik pondasi melainkan ke semua pondasi sehingga semua pondasi mempunyai pembagian beban yang merata.
pPondasi yang digunakan adalah pondasi tiang (pile foundation). Pemindahan tiang harus hati-hati dan seksama guna menghindari condition error dilapangan. Proses pengangkatan tiang dibagi dalam dua bagian:
  1. Pengangkatan tiang untuk disusun (dengan dua tumpuan)
Metode pengangkatan dengan dua tumpuan ini biasanya pada saat penyusunan tiang beton, baik itu dari pabrik ke trailer maupun dari trailer ke penyusunan di lapangan.
Persyaratan umum metode ini adalah jarak titik angkat dari kepala tiang adalah 1/5 L. Untuk mendapatkan jarak harus diperhatikan momen maksimum pada bentangan, haruslah sama dengan momen minimum pada titik angkat tiang sehingga dihasilkan momen yang sama.
Pada prinsipnya pengangkatan dengan dua tumpuan untuk tiang beton adalah dalam tanda pengangkatan dimana tiang beton pada titik angkat berupa kawat yang terdapat pada tiang beton yang telah ditentukan

  1. Pengangkatan dengan satu tumpuan
Metode pengangkatan ini biasanya digunakan pada saat tiang sudah siap akan dipancang oleh mesin pemancang sesuai dengan titik pemancangan yang telah ditentukan dilapangan.
Adapun persyaratan utama dari metode pengangkatan satu tumpuan ini adalah jarak antara kepala tiang dengan titik angker berjarak L/3. Untuk mendapatkan jarak ini, haruslah diperhatikan bahwa momen maksimum pada tempat pengikatan tiang sehingga dihasilkan nilai momen yang sama.
  
Pelaksanaan Pekerjaan
Pelaksanaan pekerjaan ini mencakup dengan proses persiapan alat dan bahan untuk pemindahan dan pemancangan beserta proses pemindahan tiang pancang ke titik pancang.

a.      Pekerjaan Persiapan Alat dan Bahan
Sebelum memulai pekerjaan pemancangan, kita harus mencheck semua yang kita mau gunakan dilapangan. Guna mengecheck ini untuk menjaga kelancaran dan keselamatan kerja. Yang mendasar dilapangan sebelum memulai pekerjaan merupakan pengecheckan alat dan bahan begitu juga untuk pekerjaan memancang ini. Diawali dengan pengecheckan alat crane dimana crane servis yang digunakan untuk pemindahan tiang pancang dari pabrikasi ke dekat titik pancang. Dan crane pancang sebagai alat hammer dan pemegang pancang supaya berdiri.

  
b.      Proses Pemindahan Tiang Pancang Ke Titik Pemancangan
Pekerjaan pemindahan tiang pancang ke titik lokasi pemancangan dilakukan dengan alat berat crane servis dan crane pancang. Proses pekerjaan ini dimana dilakukan oleh mekanik dari crane yang sudah terlebih dahulu mengecheck semua peralatan dan perlatannya.
Setelah itu, para mekanik dan anggotanya dengan diarahkan oleh pelaksana mengaitkan tali baja di kedua sisi tiang pancang. Tali baja ini sudah dikaitkan ke crane servis yang dimana guna mengangkat tiang pancang. Setelah itu, crane pancang mengaitkan pengikatnya dan memposisikan tiang pancang dibawah hammer. Setelah itu para mekanik mngecheck lagi apaksah hammer dan tiang pancang sudah pas dan posisi bantalan dan mencheck pengunci lainnya. Setelah itu mekanik melaporkan kepada pelaksana dan pelaksana mencheck apakah posisi tiang pancang sudah pas pada titik yang ditentukan. Dan setelah itu pelaksana melaporkan kepada para pihak terkait yang berada dilapangan dan jika para pihak itu menyetujuinya karena tidak ada penyimpangan dan kesalahan maka pekerjaan dilanjutkan.

Proses Pekerjaan Pemancangan Pada Pilar
Pemancangan pada pilar mempunyai proses dan tahapan yang harus diketahui. Aspek teknologi sangat berperan dalam suatu proyek kontruksi. Penggunaan metode yang tepat, praktis, cepat dan aman sangat membantu dalam penyelesaian pekerjaan pada suatu proyek kontruksi. Sehingga target waktu, biaya dan mutu sebagaimana ditetapkan dapat tercapai.
Langkah – langkah dari pekerjaan untuk dimensi ukuran tiang pancang:
1.        Menghitung daya dukung yang didasarkan pada karakteristik tanah dasar yang diperoleh dari penyelidikan tanah. Dari sini, kemudian dihitung kemungkinan nilai daya dukung yang diizinkan pada berbagai kedalaman, dengan memperhatikan faktor aman terhadap keruntuhan daya dukung yang sesuai, dan penurunan yang terjadi harus tidak berlebihan.
2.         Menentukan kedalaman, tipe, dan dimensi pondasinya. Hal ini dilakukan dengan jalan memilih kedalaman minimum yang memenuhi syarat keamanan terhadap daya dukung tanah yang telah dihitung. Kedalaman minimum harus diperhatikan terhadap erosi permukaan tanah, pengaruh perubahan iklim, dan perubahan kadar air. Bila tanah yang lebih besar daya dukungnya berada dekat dengan kedalaman minimum yang dibutuhkan tersebut,dipertimbangkan untuk meletakkan dasar pondasi yang sedikit lebih dalam yang daya dukung tanahnya lebih besar. Karena dengan peletakan dasar pondasi yang sedikit lebih dalam akan mengurangi dimensi pondasi, dengan demikian dapat menghemat biaya pembuatan pelat betonnya.
3.         Ukuran dan kedalaman pondasi yang ditentukan dari daya dukung diizinkan dipertimbangkan terhadap penurunan toleransi. Bila ternyata hasil hitungan daya dukung ultimit yang dibagi faktor aman mengakibatkan penurunan yang berlebihan, dimensi pondasi diubah sampai besar penurunan memenuhi syarat.
Pemancangan mempunyai beberapa tahapan pekerjaan, yaitu:
a.       Pekerjaan Persiapan
b.      Pekerjaan Pengangkatan
c.       Pekerjaan Pemancangan
Tahapan pekerjaan yang dilakukan merupakan tahapan pekerjaan yang sering dilakukan dilapangan. Perbedaan tahapan mungkin dikarenakan metode lain, tetapi tahapan yang sering digunakan pada pemancangan. Berikut akan dijabarkan proses dari tiap tahap pekerjaan dan tahapan ini juga yang digunakan dari lapangan.

 Pekerjaan Persiapan
1.   Membubuhi tanda, tiap tiang pancang harus dibubuhi tanda serta tanggal saat tiang tersebut dicor. Titik-titik angkat yang tercantum pada gambar harus dibubuhi tanda dengan jelas pada tiang pancang. Untuk mempermudah perekaan, maka tiang pancang diberi tanda setiap 1 meter.
2. Pengangkatan/pemindahan, tiang pancang harus dipindahkan/diangkat dengan hati-hati sekali guna menghindari retak maupun kerusakan lain yang tidak diinginkan.
3.  Rencanakan final set tiang, untuk menentukan pada kedalaman mana pemancangan tiang dapat dihentikan, berdasarkan data tanah dan data jumlah pukulan terakhir (final set).
4.  Rencanakan urutan pemancangan, dengan pertimbangan kemudahan manuver alat. Lokasi stock material agar diletakkan dekat dengan lokasi pemancangan.
5.  Tentukan titik pancang dengan theodolith dan tandai dengan patok.
6.  Pemancangan dapat dihentikan sementara untuk peyambungan batang berikutnya bila level kepala tiang telah mencapai level muka tanah sedangkan level tanah keras yang diharapkan belum tercapai.
       Proses penyambungan tiang :
a. Tiang diangkat dan kepala tiang dipasang pada helmet seperti yang dilakukan pada batang pertama.
b. Ujung bawah tiang didudukkan diatas kepala tiang yang pertama sedemikian sehingga sisi-sisi pelat sambung kedua tiang telah berhimpit dan menempel menjadi satu.
c.  Penyambungan sambungan las dilapisi dengan anti karat
d. Tempat sambungan las dilapisi dengan anti karat.
7.    Selesai penyambungan, pemancangan dapat dilanjutkan seperti yang dilakukan pada batang pertama. Penyambungan dapat diulangi sampai mencapai kedalaman tanah keras yang ditentukan.
8.    Pemancangan tiang dapat dihentikan bila ujung bawah tiang telah mencapai lapisan tanah keras/final set yang ditentukan.
9.    Pemotongan tiang pancang pada cut off level yang telah ditentukan.

 Pekerjaan Pengangkatan
Pekerjaan pengangkatan dengan metode sudah dijabarkan oleh penulis diatas. Proses dengan metode dua tumpuan. Pekerjaan pengangkatan yang dilakukan di Jembatan Lamnyong agak sedikit mudah, dikarenakan pabrikasi tiang pancang dilapangan tidak begitu jauh dikarenakan saat proses penurunan dari mobil tornado langsung ke dekat lokasi pemancangan. Sehingga lengan dari crane servis dan mencapai ke lokasi pemancangan ke dekat crane pancang. Pekerjaan pengangkatan ini juga harus memiliki tahapan dan diawasi oleh mereka yang sudah sedikit banyaknya mempunyai pengalaman bagian pemancangan, alat berat dan bagian teknis lainnya.

Pekerjaan Pemancangan
Pemancangan mempunyai beberapa tahapan proses pemancangan. Berikut akan dijabarkan beberapa tahapan yang dilakukan :

1.         Alat pancang ditempatkan sedemikian rupa sehingga as hammer jatuh pada patok titik pancang yang telah ditentukan.
2.         Tiang diangkat pada titik angkat yang telah disediakan pada setiap lubang.
3.         Tiang didirikan disamping driving lead dan kepala tiang dipasang pada helmet yang telah dilapisi kayu sebagai pelindung dan pegangan kepala tiang.
4.         Ujung bawah tiang didudukkan secara cermat diatas patok pancang yang telah ditentukan.
5.         Penyetelan vertikal tiang dilakukan dengan mengatur panjang backstay sambil diperiksa dengan waterpass sehingga diperoleh posisi yang betul-betul vertikal. Sebelum pemancangan dimulai, bagian bawah tiang diklem dengan center gate pada dasar driving lead agar posisi tiang tidak bergeser selama pemancangan, terutama untuk tiang batang pertama.
6.         Pemancangan dimulai dengan mengangkat dan menjatuhkan hammer secara kontiniu ke atas helmet yang terpasang diatas kepala tiang.
            Sejalan dengan proses pemancangan, para pihak terkait melakukan beberapa quality control untuk memastikan pemancangan berjalan sesuai dengan perencanaan dan standart yang ada. Berikut beberapa bagian quality control yang berjalan dilapangan:
1.         Kondisi fisik tiang
a. Seluruh permukaan tiang tidak rusak atau retak
b. Umur beton telah memenuhi syarat
c. Kepala tiang tidak boleh mengalami keretakan selama pemancangan
2.         Toleransi
Vertikalisasi tiang diperiksa secara periodik selama proses pemancangan berlangsung. Penyimpangan arah vertikal dibatasi tidak lebih dari 1:75 dan penyimpangan arah horizontal dibatasi tidak leboh dari 75 mm.
3.         Penetrasi
            Tiang sebelum dipancang harus diberi tanda pada setiap setengah meter di sepanjang tiang untuk mendeteksi penetrasi per setengah meter. Dicatat jumlah pukulan untuk penetrasi setiap setengah meter.
4.         Final set
Pemancangan baru dapat dihentikan apabila telah dicapai final set sesuai perhitungan.
       

Pekerjaan Pile Cap
Pada kesempatan kali ini akan kami bahas tentang Pengertian Pile Cap. Pile cap merupakan suatu cara untuk mengikat pondasi sebelum didirikan kolom di bagian atasnya. Pile cap tersusun atas tulangan baja berdiameter 16mm, 19mm dan 25mm yang membentuk suatu bidang dengan ketebalan 50 mm dan lebar yang berbeda-beda tergantung dari jumlah tiang yang tertanam.
Fungsi dari pile cap adalah untuk menerima beban dari kolom yang kemudian akan terus disebarkan ke tiang pancang dimana masing-masing pile menerima 1/N dari beban oleh kolom dan harus ≤ daya dukung yang diijinkan (Y ton) (N= jumlah kelompok pile). Jadi beban maksimum yang bisa diterima oleh pile cap dari suatu kolom adalah sebesar N x (Y ton).
Pile cap ini bertujuan agar lokasi kolom benar-benar berada dititik pusat pondasi sehingga tidak menyebabkan eksentrisitas yang dapat menyebabkan beban tambahan pada pondasi. Selain itu, seperti halnya kepala kolom, pile cap juga berfungsi untuk menahan gaya geser dari pembebanan yang ada. Bentuk dari pile cap juga bervariasi dengan bentuk segitiga dan persegi panjang. Jumlah kolom yang diikat pada tiap pile cap pun berbeda tergantung kebutuhan atas beban yang akan diterimanya. Terdapat pile cap dengan pondasi tunggal, ada yang mengikat 2 dan 4 buah pondasi yang diikat menjadi satu.

Langkah Kerja Pile Cap
Membangun semua bagian jembatan sesuai dengan dokumen lelang termasuk pile cap. Dalam pelaksanaannya dilapangan dan dibantu oleh pelaksana dilapangan, penulis dapat menjabarkan langkah pelaksanaan pile cap.
Untuk langkah kerja pelaksanaan pile cap adalah sebagai berikut :
1.                  Setelah galian tanah mencapai elevasi yang ditentukan, maka tiang pile atau pancang dipotong dan dan dilebihkan besi stek untuk pengikatan struktural dan disisakan beton setinggi perencanaan untuk selimut beton.
2.                  Pembuatan lantai kerja setebal 5 cm.
3.                  Meletakkan pembesian pile cap yang telah dipabrikasi.
4.                  Memasang bekisting untuk memberi bentuk pile cap dan memisahkan    beton dengan tanah.
5.                  Merangkai dengan pembesian tie biem dan slab agar menjadi satu kesatuan.
6.                  Pengecoran yang dilakukan bersamaan antara tie biem dengan pile cap.

Pembesian Pile Cap
Pile cap yang merupakan pengikat tiang pancang dan sebagai penghubung antara tiang pancang dengan kolom, mempunyai pengerjaan yang hampir sama dengan yang lain. Dalam pelaksanaannya dilapangan, pelaksana dilapangan mengawasi dan memberikan arahan dan gambar ke mandor untuk melakukan arahan kepada tukang-tukang yang mengerjakannya. Pelaksana mengawasi sepenuhnya pekerjaan yang dilapangan jika jasa pekerja yang mereka gunakan tidak melakukan pekerjaan sesuai dengan perencanaan. Dan pelaksana memberi laporan kepada teknik dan teknik melakukan monitoring dilapangan sesuai dengan rencana atau tidak.
Pengerjaannya pembesian dilapangan mempunyai fungsi dan cara masing masing , baik dalam ukuran, pembengkokan, bentuk pembesiannya, ikatan besi dan perhitungan volume besi. Pekerjaan pile cap pada pilar menggunakan beberapa ukuran besi yaitu D16, 19, dan 32 dengan total berat besi untuk satu pile cap pada pilar 8 adalah 7.667,703 kg.

Keterangan gambar:
  • Angka yang didalam lingkaran merupakan nomor item digambar pembesian pile cap.
  • Angka yang tidak ada lingkaran, merupakan ukuran potongan besi yang digunakan.
  • Garis -  garis merupakan bentuk dari tiap potongan yang dibutuhkan dalam pembesian pile cap.

Galian Abutment
Pekerjaan galian umumnya diperlukan untuk pembuatan saluran air, selokan, untuk pondasi pipa, gorong-gorong, pembuangan atau struktur lainnya, untuk pembuangan bahan yang tidak terpakai atau humus, untuk pekerjaan stabilisasi lereng dan pembuangan bahan longsoran, untuk galian bahan kontruksi dan pembuangan sisa bahan galian, untuk pengupasan dan pembuangan bahan perkerasan beraspal pada perkerasan lama, dan untuk pembetukan profil dan pembentukan penampang badan jalan.
Tinjauan kerja praktek dilapangan penulis salah satunya adalah galian abutment. Dimana galian ini untuk sebagai bagian struktur untuk penahan gaya geser tanah dan penampung badan jalan dari jembatan.  Proyek Pembangunan Jembatan Lamnyong mempunyai dua abutment yang. Kerja praktek yang dilakukan meninjau pada pekerjaan galian abutment 2 pada sisi Darrusalam.
Sebelum melakukan pekerjaan galian, pihak kontraktor sudah melakukan bebarapa langkah untuk pengamanan disekitar galian, yaitu:
a.                  Kontraktor harus memikul semua tanggung jawab dalam menjamin keselamatan pekerja, yang melaksanakan pekerjaan galian, penduduk dan bangunan yang ada disekitar lokasi galian atau diatas galian. Oleh karena itu, kontraktor membuat pengamanan dan rambu di sekitar galian dan melakukan sosialisasi jika ada bangunan diatasnya.
b.                 Selama pelaksanaan pekerjaan galian, kontraktor harus menyokong pekerjaan struktur lainnya disekitarnya jika mengganggu dan membuat ketidakstabilan dalam pekerjaan struktur itu.
c.                  Dalam setiap saat, bilamana pekerja atau orang lain berada dalam lokasi galian, dimana kepala mereka, yang meskipun hanya kadang-kadang saja, berada di bawah permukaan tanah, maka Kontraktor harus menempatkan seorang pengawas keamanan di lokasi kerja yang tugasnya hanya memantau keamanan. Sepanjang waktu penggalian, peralatan galian cadangan (yang belum dipakai) serta perlengkapan P3K harus tersedia pada lokasi pekerjaan.
d.                 Semua galian terbuka harus diberi rambu peringatan dan penghalang (barikade) yang cukup untuk mencegah pekerja atau orang lain terjatuh ke dalamnya, dan setiap galian terbuka pada lokasi jalur lalu-lintas maupun lokasi bahu jalan harus diberi rambu tambahan pada malam hari berupa drum yang dicat putih (atau yang sejenis) beserta lampu merah atau kuning guna menjamin keselamatan para pengguna jalan.
Pengerjaan galian abutment ini, mempunyai beberapa keringanan dikarenakan posisi abutment berada di sisi darat sungai dan bangunan yang diatas tidak ada tetapi galian ini menjaga kestabilan sisi miring karena disisi lain ada stuktur jalan jadi membuat sokong saat galian dan saat melakukan instalisasi pembesian sampai saatnya selesai dari sisi abutment.
Pengerjaan abutment ini dilakukan sesuai dengan gambar rencana. Tahapan melakukan galian abutment di lapangan:
a.                  Melakukan persiapan baik dari peralatan dan pekerja yang terkait.
b.                  Menentukan titik-titik galian dengan theodolit  dan menandai dengan patok
c.                Membuat penyokong tanah sebagai penahan tanah disekitar galian yang memungkinkan terjadi longsoran
d.                 Memulai galian dengan excavator
e.                  Membuat batas galian dan rambu di sekitar galian

1 comment: